Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pak Wa Di Sosok Supir Langka yang Jujur dan Tulus

Pak Wa Di Sosok Supir Langka yang Jujur dan Tulus


Aku sungguh bersyukur bisa bekerja sama dengan Pak Wa—begitu siswa-siswi memanggilnya. Nama aslinya Mawardi, tapi kami lebih suka menyapanya dengan panggilan hangat itu. Mawar berduri, becanda kami. Tapi memang, seperti mawar, kehadirannya selalu memberi warna dan harum bagi sekolah.

Sosok Langka yang Jujur dan Tulus

Pak Wa itu orangnya bertanggung jawab, santun, dan—yang paling kukagumi—jujur. Integritasnya tak perlu diragukan. Bahkan untuk hal kecil seperti mengembalikan kelebihan uang BBM Rp500, ia tak pernah lupa. "Uang bukan hak kita, harus dikembalikan," katanya. Di zaman sekarang, orang seperti dia semakin sulit ditemukan.

Tak Hanya Andal di Jalan, Tapi juga di Ibadah

Meski sibuk mengantar-jemput siswa, begitu azan berkumandang, Pak Wa pasti berhenti untuk shalat berjamaah. Baginya, tak ada alasan untuk menunda kewajiban pada Tuhan. Di saat banyak orang lebih memilih nongkrong di kafe, kesetiaannya pada masjid bikin aku malu sekaligus kagum.

Ringan Tangan, Berat Hati Membantu

Orang Aceh bilang phui jaroe—ringan tangan. Itulah Pak Wa. Siapa pun yang butuh bantuan, pasti ia ulurkan tangan. Anak-anak dan guru-guru pun mencintainya seperti keluarga sendiri. Bahkan, tak jarang aku meminta pendapatnya saat buntu memikirkan sesuatu. Bijaknya sering kali menjadi solusi.

Pulang Malam demi Anak Didik

Tugasnya tak sekadar menyetir. Tanggung jawabnya besar—mengantar pulang siswa hingga ke pelosok, sering sampai larut malam. Tapi tak pernah kudengar keluh kesahnya. Justru, senyumnya selalu mengembang, seolah tak ada beban.


Di Meja Kepsek pun, Ia Tetap Rendah Hati

Suatu hari, aku iseng minta difoto bersamanya. "Mohon, Pak Wa, sekali saja," pintaku. Ia pun tersenyum manis. Saat itulah aku tersadar: kemuliaan bukan terletak pada jabatan, tapi pada ketakwaan dan ketulusan hati.

Orang Seperti Pak Wa adalah Harta yang Harus Dijaga

Di dunia yang semakin individualis, kehadirannya bagai oase. Ia mengingatkan kita bahwa kejujuran, kesetiaan, dan kerendahan hati tak akan pernah lekang oleh zaman.

Semoga Allah selalu melindungi Pak Wa—sopir sekolah yang sederhana, tapi meninggalkan jejak mendalam di hati kami semua. 

Post a Comment for "Pak Wa Di Sosok Supir Langka yang Jujur dan Tulus"